Selasa, 30 November 2010

Sekali-kali Mendandani Dia Tak Apa,kan?

Seharusnya Dia itu tampan dan menawan. Coba bayangkan dan pikirkan sejenak. Dia telah berani membentuk segelintir darah dan bayangan untuk berpadu menjadi satu bernama si tampan. Dan tak lupa juga, Dia menjumputi sedikit tulang rusuk si tampan dan membuatnya menjadi wajah rupawan si cantik. Kau pernah melihat berjuta model dan artis televisi yang tak bercacat sedikit pun? Kulit mulus dan kaki belalang senantiasa melekat dalam peradaban mereka. Beragam potongan rambut yang menutupi batok kepala mereka tak pernah membuat wajah mereka bernilai kurang dari delapan – meski potongan rambut itu salah sekali pun-
Sama sekali sempurna dan tak terkesan dipaksakan. Dengan wajah perpaduan berbagai belahan dunia, mereka tampil berlenggak ke sana dan ke mari. Jika dilogikakan, Yang Mencipta justru akan memiliki wajah yang  jauh yang lebih sempurna dari para model itu bukan? Setidaknya, jika memang tak setampan atau secantik itu, Dia memiliki taste di atas rata-rata. Kita bandingkan dengan para pencipta penutup aurat para model. Dolce Gabbana, rumah mode Gucci, Miu-Miu, atau siapa pun nama mereka. Wajah mereka tak secantik atau setampan para model yang mengenakan pakaian-pakaian rancangan tangan kreatif mereka. Namun tentu saja, tanpa selera dan pandangan yang lebih, mereka tak akan mengahasilkan sesuatu yang mendatangkan uang, bukan?
Apakah seperti itu si Dia? Jauh lebih buruk dari yang diciptakanNya, sama, atau bahkan jauh di atas para pejantan dan betina yang mengisi kolong mode itu? Mungkinkah dia berkulit lusuh dan berborok di atas pantat atau kakiNya? Atau mungkin Dia sama sekali tak pernah tersenyum? Apakah dia berkumis?
Pernahkah Dia memakai produk lulur keluaran The Body Shop? Ataukah Dia pernah mencukur bulu-bulu yang ada di sekujur tubuhNya?
Baiklah, mungkin aku berlebihan tentang pandangan itu. Mungkin Dia akan jauh lebih nyaman berjalan tanpa pembalut tubuh dan sepatu berhak tinggi yang menyiksa. Karena aku tahu pekerjaanNya berat dan melelahkan, jadi tak mungkin Dia mengenakan pakaian yang menjuntai dan serba merepotkan. Mungkin saat ini Dia mengenakan kaus oblong, celana bermuda, dan sepatu keds bewarna cokelat coffemix. Yah, aku tak tahu kalau perkiraanku meleset, namun kurasa Dia cukup pantas mengenakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar