21 Juli
Menunggu sebuah hari besar dalam hidupku ternyata biasa saja. Aku tak sadar, bahwa tiga jam terselang dari saat ini, aku berumur baru. Kuhabiskan waktu hari ini dengan sebuah perjalanan panjang menuju Yogyakarta, sebuah kota kecil, yang akan membawaku menuju awalan baru. Tidak terbersit dalam pikiranku bahwa esok adalah benar-benar hari besar. Bagi anak seusia balita, saat itu mungkin saat membahagiakan untuk mereka, di mana lemari mereka akan dipenuhi dengan pakaian-pakaian baru, di mana perut mereka akan terjejali dengan makanan-makanan asing yang jarang diasupkan dalam daftar gizi mereka, di mana semua bibir akan berebutan untuk menciumi setiap bagian tubuh yang bisa dicium, di mana serentetan doa akan terus tercurah di atas kepala mereka.
Sementara aku..
Aku hanya ingin menyematkan sedikit harapan, bahwa esok adalah hari indah, di mana langkah awal akan kuinjak, di mana tiap baris doa yang kusampaikan benar-benar berasal dari dalam hatiku..
Dan saat di mana SEMUA orang yang kusayang akan benar-benar hadir dalam hidupku..
And the day has come..
22 Juli
Satu hari paling kubenci dalam hidupku. Hari besar ini tiba-tiba datang, dan memang akan selalu begitu. Jika aku bisa membuat sebuah harapan, aku tidak ingin hari ini ada. Karena akan selalu sama setiap tahun. Selalu diawali dengan tangisan.
Aku masih ingat betul, di saat usiaku dua tahun, hari di mana pertama kalinya ulang tahunku dirayakan. Ayah dan Ibuku datang ke Tulungagung, kota di mana aku dibesarkan oleh nenekku hingga usiaku menginjak usia sekolah. Bayangkan! Dua tahun. Saat di mana ingatanku seperti sponge basah yang siap merekam kejadian apa pun dengan baik, bahkan sampai hari ini. Bisa dipastikan bahwa kejadian tersebut masuk dalam barisan kejadian yang tidak menyenangkan. Aku hanya duduk terdiam, tidak terlalu mengerti bahwa hari itu seharusnya aku tertawa dan bahagia, bukannya menangis dan merengek karena puluhan balon yang ditiup untukku tiba-tiba pecah dan membuat tangisanku tak berhenti.
Sesederhana balon, ditambah segaris lurus rangkaian ulang tahun yang tidak pernah kunikmati di mana bagian menyenangkannya. Aku masih ingat betul, saat teman-teman TK dan SD ku membagi-bagi coklat atau memberikan undangan makan bersama untuk kami, atau saat mereka diberi ucapan selamat sebesar papan tulis, atau saat teman-teman mereka memberikan kejutan luar biasa besar, hingga mereka bisa menghabiskan hari itu dengan senyum yang lebar dan puas.
22 Juli
Adalah hari di mana aku harus bangun, dan mempersiapkan diriku untuk dilupakan oleh banyak orang.
22 Juli
Adalah sebuah waktu di mana aku tidak pernah memiliki harapan yang patut untuk kusampaikan.
22 Juli
Adalah sebuah waktu, di mana aku selalu ingin menjadi orang yang paling bahagia di dunia, dengan cara yang paling sederhana sekali pun.
22 Juli
Adalah saat di mana ketabahanku diuji untuk kesekian kalinya. Aku ingat benar, bagaimana aku memulai hari ini, selalu, dan selalu, dengan titik tangis.
22 Juli
Aku tidak menyukai hari ini.. Dengan alasan apa pun yang melatarinya.
22 Juli 2011
07.10
Dalam diriku mengenal apa yang dinamakan dengan pasrah. Aku cukup bersyukur dilahirkan menjadi seseorang yang bisa menerima keadaan dengan amat baik. Dan aku cukup bahagia ketika aku terlahir menjadi seseorang yang bisa membuat segalanya tampak baik-baik saja dalam hitungan kejapan mata.
Bukan berarti ketika aku menjadikan hari ini sebagai hari yang tidak kusukai, aku juga harus menjadi seseorang yang tidak disukai oleh orang-orang di sekelilingku.
Jujur, ada kalanya aku ingin menjadi satu makhluk yang dibalik keberadaannya. Mungkin aku bisa menjadi seorang wanita yang lahir pada tanggal 25 Desember, di mana kelahirannya akan dirayakan dengan penuh syukur dan doa dari mulut banyak orang. Atau mungkin aku bisa menjadi seorang girl on the spot, di mana semua orang yang dimilikinya selalu ada untuk membuatnya tersenyum. Atau mungkin ini, atau mungkin itu, atau mungkin lainnya, dan aku yakin, kemungkinan yang aku sampaikan tiap tahunnya akan selalu sama, di mana aku selalu berharap bahwa pagi yang kujelang menjadi satu pagi yang dipenuhi oleh tawa. Namun yang terjadi adalah, aku tidak pernah mendapatkannya. Sama seperti hari ini.
Yah, apa boleh buat? Aku pikir, tidak ada hari yang diciptakan khusus untukku. Tidak ada orang-orang yang dikhususkan untuk mengingat siapa aku, atau kapan aku ingin bahagia. Hari ini hanya penanda, bahwa aku terus menjadi suatu raga yang bertambah tua, dan menjadi satu pribadi yang terus berkembang. Kebahagiaan itu bisa kuraih dengan caraku sendiri.
07.27
Membuat semuanya menjadi indah tidaklah mudah. Hari ini adalah awal baru dalam penghitungan 365 hari ke depan. Perjalanan itu kumulai, dan aku rasa aku harus memulainya dengan ucapan syukur, bahwa aku masih bisa menangis, itu artinya, kantung air mataku masih berfungsi dengan baik.
Aku yakin masih banyak orang yang sama sekali tidak pernah merasakan apa yang dinamakan dengan hari ulang tahun. Sepulu ribu orang di belahan dunia lain mungkin merasakan hal yang sama denganku. Mungkin mereka akan berkata bahwa hari ini adalah hari terburuk mereka (sama sepertiku), atau mungkin mereka akan mengatakan bahwa hari ini adalah hari terindah untuk dilalui. Mungkin saja, di Somalia, tidak ada sinyal handphone yang bisa memudahkan sanak atau orang tersayang mereka menyampaikan ucapan hari kelahiran ini. Pikiran terburukku bisa saja menjadi titik harapan untuk orang yang merayakan hari ulang tahunnya saat ini.
07.35
Jika aku terus berpusing memikirkan apa yang kuinginkan, mungkin semuanya akan terus berlalu dengan mudahnya. Kurasa, aku terlalu egois jika berhadap semua kinginanku akan terwujud hari ini. Siapa aku, yang bisa seenaknya merancang hari untuk bisa dilalui sesuai dengan pemikiran duniawiku?
Jika aku bisa menyederhanakan semuanya, aku akan meringkas hariku menjadi dua buah kata. TERIMA KASIH.
Untuk semua yang telah kualami 365 hari ke belakang. Untuk semua yang masih mengingat keberadaanku. Untuk semua tawa dan tangis. Untuk semua kesempatan. Untuk hari ini. Untuk yang mengizinkan aku menikmati hari ini (read as God).
07.38
...HAPPY BIRTHDAY to ME...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar