Tuhan..
Pertama dan utama.. Saya..
Martina Ariel.. Manusia yang Kau ciptakan dua puluh empat tahun yang lalu,
ingin menyampaikan maaf. Hari ini, sekitar pukul 19.47, saya telah mengataiMu
dengan mirip Gempil. Kau masih ingat betul bukan dengan makhluk bernama Gempil
(dia tidak terlahir dengan nama itu sebenarnya. Nama yang dia miliki sungguh
bagus, Stanislaus Kostka Brillyan Vandyansa)? Karena satu dan lain hal, dia terpaksa
harus menyandang nama Gempil untuk sekian lama.
Baiklah..
Begini ceritanya..
Tadi, Arya, meng upload foto berjudul “Man and Wild”
(kalau nggak salah ya). Dengan kecanggihan tangan dan alat bantu teknis yang
oke, dia berhasil membuat buram wajah Gempil. Wajah itu sungguh buram, Tuhan. Dan
aku yakin, itu akan tampak, mirip, hampir sama sepertiMu.
_ Itu ceritaku, ceritamu?_
Hahahahahahahahaha.. Jangan
marah, Tuhan. Aku percaya Kau memiliki selera humor yang sangat bagus.
Tuhan..
Yang kedua adalah.. Saya
mengucapkan terima kasih, karena hari ini, waktu saya memutuskan untuk ke
Gereja Kota Baru, meskipun saya tidak mendapatkan tempat duduk di dalam
ruangan, saya bisa menikmati khotbah yang tidak membosankan. Si Bapak yang
menyampaikan khotbah cukup oke untuk daftar jadi pemeran tambahan di Opera Van
Java. Sumpah! Lucu gilak!
Tuhan..
Yang ketiga adalah.. Saya ingin
menanyakan padaMu. Sesuatu yang tidak begitu penting sebenarnya. Waktu saya
duduk di bangku biru tanpa sandaran punggung tadi, saya tiba-tiba berpikir
begini “Tuhan, Kau mendengar semua pembicaraan di dalam hati kami, kah?”
Ada begitu banyak manusia di
situ. Lebih tepatnya banyak kimcil. Dan Kau cukup tahu dengan perangai mereka. Alasan
mereka datang ke sana mungkin hanya untuk bertemu dengan teman sebayanya, atau
mungkin menjadikan gereja sebagai sarana cari jodoh seiman.
Oke.. Untuk alasan se-simple itu misalnya, saya yakin jika
mereka saat itu akan berdoa demikian “Tuhan, aku mau yang itu (sambil menunjuk
gadis atau pria idamannya)”. Di saat yang sama, mungkin, ada seorang nenek yang
benar-benar membutuhkan pertolonganMu. Doanya pasti akan jauh berbeda dengan
para kimcil tadi. Mungkin demikian ini, “Tuhan, tolong beri saya kekuatan.. bla , bla, and bla”. Ditambah lagi
dengan saya ini. Tadi Tuhan mendengar kalau saya berkata demikian ini, bukan? “Tuhan..
Saya tidak bisa mengatakan apa pun lagi..”.
Baru tiga pengucapan dan
pengharapan. Masih ada sekian ratus orang lainnya, atau bahkan ribuan, dan
jutaan manusia yang terus berteriak di sebelah telingaMU.
Apakah Kau betah, Tuhan?
Saya yakin, doa-doa itu harus antre
untuk mendapat persetujuanMu. Itu sebabnya, kadang, saya tidak bisa mendapatkan
apa yang saya inginkan tepat di saat saya mengucapkan Amin.
_ Saya benar-benar bingung _
Untuk alasan sederhana ini, saya
acungkan keempat jempol yang saya miliki. Four
thumbsup for You!!!
Tuhan..
Hallllooooowwwww…
Ada alamat email kah? Atau
Instagram? Atau tweeter mungkin? Supaya saya bisa menyampaikan apa yang ingin
saya tanyakan, dan Kau membalasnya dengan cepat pula.
Hmmmmm… Kau tetap saja diam..
Ariel..
I’m here.. beside you..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar