Baiklah..
Hari ini, saya memulai menulis
dengan meneliti kembali postingan blog saya (berjudul Sedikit Menyadur Judul.. Dear God). Ada beberapa kesalahan yang
tampak di sana. Dan kesalahan ini, saya indikasikan sebagai kesalahan modem
merk AHA. Berikut daftar kesalahan yang saya buat.
Karena koneksi jaringan yang lemot, saya memosting
tulisan dengan judul yang sama sampai tiga kali. Blogspot waktu itu bilang
begini "an error occured while trying to save or publish your post. Please try again”. Karena saya cukup peduli dengan himbauan itu, maka saya putuskan
untuk me-resend tulisan itu (lihat! Betapa
saya inginnya tulisan itu termuat dengan apik di dalam blog saya. Meskipun saya
sadar, saya belum punya banyak pengikut). Alhasil, tulisan itu ternyata muncul
tiga kali di blog saya (saya tidak akan menghapusnya. Hal itu akan menjadi
bukti kuat terhadap poin pertama ini).
2
Pada paragraf terakhir, saya menemukan bahwa,
saya telah menuliskan kata yang seharusnya ditulis dengan “Twitter“ menjadi “Tweeter”.
Oke.. Hal tersebut menunjukkan bahwa saya cukup gaptek dalam hubungannya dengan
dunia maya. Mungkin akan sama dengan balita yang berusaha mengatakan “kenapa” dengan “kenak-apa”.
Itu tadi sebagai pembuka saja. Jujur,
saya tidak memiliki ide yang segar untuk menulis postingan ini. Ternyata memang
benar, makan adalah penunjang tenaga dan pikiran yang cukup besar. Bodohnya,
kali ini saya tidak bisa menyalahkan siapa-siapa soal makan.
Saya belum makan. Itu akan saya
jadikan inti tulisan kali ini. Jadi, seperti yang dilakukan oleh Blogspot, saya
akan memberikan peringatan pada kalian yang membaca tulisan saya. Tulisan ini
mungkin sedikti tidak berisi dan acak adul, mengingat saya belum makan semenjak
pukul 14.00 tadi. Bayangkan! Itu adalah sarapan sekaligus makan siang saya. Dan
kedua rutinitas yang dijadikan satu itu, hanya saya isi dengan Lontong Sayur. Lebih
dari delapan jam saya tidak mendapat asupan lagi.
Efek buruk yang saya rasakan
sekarang adalah:
1.
Saya ingin menggampar siapa pun yang memulai
sebuah kejadian yang saya anggap menyebalkan. Ini adalah efek emosional yang
sangat lazim ditemui ketika orang belum makan seharian. Jadi wajarlah, bila ada
berita yang memunculkan cerita “ibu membunuh anaknya”. Mungkin waktu itu
kejadiannya sama, ibu itu belum makan sejak tiga hari, anaknya tiba-tiba tidak
sengaja menyenggolnya, dan ibu itu mencekik leher anaknya. Ketika saya menulis
kata menggampar, berarti itu adalah efek sederhana. Jika dalam dua jam ke depan
saya belum juga makan, mungkin saya akan memulai dengan menguliti manusia yang
ada di samping saya.
2.
Saya adalah seorang perokok berat. Kenikmatan yang
saya temui ketika merokok adalah, mulut akan terasa asam ketika selesai makan
tidak merokok. Ini sebenarnya hanyalah sugesti singkat yang ditemui pada banyak
pihak. Ada kalanya, jika saya berada di rumah orang tua saya, saya tentu tidak
akan bisa merokok setelah makan. Dan itu tidak membuat saya terlalu gelisah. Yang
membuat saya gelisah adalah, jika saya ketauan merokok, mungkin saya akan
dicoret dari daftar warisan orang tua saya.
3.
Saya akan sensitif luar biasa. Sepertinya,
orang-orang yang ada di sebelah saya menjadi sosok yang sangat menyebalkan (meskipun
saya tidak bersama siapa pun saat ini). Tapi saya memiliki handphone yang bisa saya pakai untuk menghubungan saya dengan siapa
pun. Dan itulah yang terjadi. Ketika saya mengirimkan text message, jawaban yang seharusnya “biasa saja” akan berubah
menjadi “ya iyaaaalaaahh salahmu sendiri kenapa ga makan dari tadi? Kenapa harus
nunggu orang kerja?”.
4.
Saya benar-benar tidak suka ketika Aa’ dan teteh
burjo pergi terlalu lama. Mereka adalah penolong sejati untuk makhluk-makhluk
seperti saya. Makhluk di sini= sering kelaparan, malas keluar kalau kena kasur,
dan irit biaya. Seharusnya, menurut jadwal pulang kampung bersama I*****e,
mereka akan tiba lagi di Yogyakarta pukul 05.00, empat jam dari sekarang. Jika ditambah
waktu untuk melepas lelah, memasak makanan selain mie rebus, membersihkan
warung, dan beberapa tetek bengek yang lain, mereka baru buka pada 29 Agustus
2012. Saya tidak ingin menggorok leher orang yang saya anggap menyebalkan di
jam-jam pembukaan burjo itu.
5.
Saya jadi tidak bisa tidur. Selain karena saya
sudah tidur (ketiduran lebih tepatnya) pada pukul 20.00 sampai 22.00 tadi,
perut saya terus berbunyi. Krucuk, krucuk, krucuk, krucuk.. dan sedikit sakit.
Hal yang paling enak untuk dibayangkan pada saat-saat ini adalah, saya berada
di Malang. Jika saya lapar, saya tinggal ke dapur, mengambil piring, membuka rice cooker, mengambil nasi, mengambil
telur, menggorengnya, dan makan pake kecap. # Saya tidak bisa membayangkan
pemulung dan sebangsanya yang ada di pinggiran jalan itu. Mereka suka melakukan
perjalanan di malam hari. Mungkin mereka melakukannya karena alasan yang sama
dengan saya. Belum makan, dan tidak bisa tidur. Saya belum makan, dan menulis
(Wah! Terlihat berpendidikan sekali).
6.
Saya tidak
bisa mengetik dengan cepat. Ada banyak kata yang salah pengejaan. Dan saya
harus berulang kali menekan tombol backspace
untuk memperbaikinya.
7.
Saya ingin memakan semua baju yang saya gantung
tepat di hadapan saya. Di situ banyak nyamuk yang bersarang sepertinya.
Dan efek paling akhir adalah, saya tidak tahu harus
mengakhiri tulisan ini dengan kata-kata apa.
Parah!!!!!!